11 January 2009

Kasih sayang memperanguhi perkembangan emosi anak serta arsitektur otaknya

Perkembangan kecerdasan anak ditentukan oleh 2 hal, yaitu jumlah sel otak dan yang lebih lagi adalah jumlah dan kekuatan interkoneksi antar sel otak, ungkap Tony Buzan dalam bukunya yang berjudul Brain Child.
Ia memberikan bukti hubungan tersebut dengan penilitian yang dilakukan oleh seorang psikolog yang menaruh minat pada perilaku kera. Ada 2 kera yang baru dilahirkan dalam waktu yang berdekatan, Jeepers dan Creepers. Ibu bayi Jeepers memberikan perhatian sebagaimana normaknya seekor ibu kera, merawatnya dengan sangat baik.
Lain halnya dengan Creepers, ibunya mati sesaat setelah dia lahir dan Creepers ditinggal dalam sebuah kandang yang didalmnya hanya ada beberapa kera laki-laki dewasa. Setelah keduanya mati, sang psikolog melakukan otopsi pada otak kedua kera tersebut. Dengan takjub, ia mendapati bahwa Jeepers memiliki system saraf mental yang berkembang baik, serupa dengan sebatang pohon ek dengan jutaan cabang yang berjalinan dengan rumitnya.
Sistem saraf mental Creepers sebaliknya, tampak seperti pohon kering. Benar-benar tidak berkembang! Tony menyimpulkan bahwa kasih sayang membuat sistem otak dan tubuh membuka diri, berfungsi dengan baik, menerima, melakukan eksplorasi, dan berkembang.
Jelas sekali, kasih sayang sangat mempengaruhi perkembangan jaringan otak, yang artinya mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak serta perkembangan emosinya. Tidak hanya kasih sayang dari orang tua, namun kasih sayang dari lingkungan sekitarnya.

No comments:

Post a Comment